MEDIA JALA "CELANA" MENINGKATAKAN KEMAMPUAN MEMBUAT CERITA DAN DENAH
6/28/2019
Add Comment
EKA NOVITANDARI
SDN SARIROGO KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
Abstrak: Hasil evaluasi belajar menunjukkan 75% hasil belajar siswa kelas Ill SON Prasung pada tema lingkungan belum memenuhi Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). Kompetensi yang
belum tercapai pada tema lingkungan terdapat pada muatan llmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Indonesia. Materi esensial dalam llmu Pengetahuan Sosial adalah membuat denah dan pada Bahasa Indonesia adalah menceritakan pengalaman. Penggunaan media yang digunakan hanya mampu membantu siswa sampai pada tingkat kognitif pengetahuan (C 1) dan pemahaman (C2). Media "Jala Celana" dibuat sesuai karakteristik proses belajar yang tematik dengan menggabungkan beebrapa muatan. Media "Jala Celana" mengakomodasi siswa untuk mengaitkan pengalaman dengan pengetahuan baru yang dibangun dengan cara mengombinasikan dan mengembangkannya menjadi pengetahuan baru. Dengan mengombinasi dan mengembangkan maka siswa sampai pada tingkat kognitif menciptakan (create).Setelah menggunakan media "Jala Celana" hasil belajar siswa meningkat dengan ditunjukkan pada 100% ketuntasan belajar yang telah dicapai siswa kelas Ill SON Prasung. Tujuan belajar dan kompetensi siswa dapat tercapai dengan penggunaan media "Jala Celana" dalam suasana belajar yang menyenangkan.
Kata Kunci: Jala Celana, meningkatkan kemampuan, Cerita, Denah
Abstract: The result of studying evaluation showed 75% the result of the 3rd students' evaluation of Prasung elementary school in environment theme has not fulfilled the minimal mastery criteria. The competention which has not been reached yet in environtment theme is in social science and Indonesian subjects. The essential matery inj social science was making sketch and in Indonesian subject was telling the experience. The using of media only could help the students until the cognitive (C1) and understanding levels. The media of " Jala Celana" was made adjusted the characteristic of thematic learning process by combining some subjects. The media "Jala Celana" gave accomodation to the students to relate new experiences which were built by combining and developing them into new knowledge. By combining and developing, the students could reach in cognitive level of creating. After using the media "Jala Celana", the result of students' studying increased by being showed at
100% learning completeness which has beeb reached by the 3rd students of Prasung Elementary School. The purpose of learning and student competence was able to be reached by using the media "Jala Celana" in happy situation of learning.
Keywords: Jala Celana, increasing ability, story, sketch
PENDAHULUAN
Filsafat dan pendidikan dapat dikatakan sebagai dua hal yang tidak dapa.t dipisahkan. Filsafat menjawab pertanyaan paling dasar dan dalam prosesnya terdapat aspek pendidikan. Walaupun bersifat universal filsafat harus berakar pada tradisi dan budaya (Suyono dan Hariyanto, 2017:35). Tiga konsep dalam filsafat tersebut berkembang menjadi rumusan kompetensi-kompetensi dasar yang saat ini dikenal sebaqai acuan pencapaian kompetensi. Rencana Pelaksanaan Pembj'jaran (RPP) merupakan bentuk penjabaran untuk mencapai kompetensi. Menu rut PP Nij 9 Tahun 2005 Pasal 20 Rencana Ppelaksanaan Pembelajaran memuat sekurang-kurangnya: tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, media pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Semua komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi pencapaian kompetensi siswa. Tiga konsep dalam filsafat tersebut berkembang menjadi rumusan kompetensi-kompetensi dasar yang saat ini dikenal sebagai acuan pencapaian kompetensi. Rencana Pelaksanaan Pembel\lran (RPP) merupakan bentuk penjabaran untuk mencapai kompetensi. nurut PP No.19 Tahun 2005 Pasal 20 encana Pelaksanaan kompetensi berpikir tersebut. Media tidak hanya membuat siswa mengingat tapi sampai mampu mengembangkan dan memodifikasi (yang keduanya masuk dalam tahap berpikir menciptakan), konsep yang diterima. Siswa kelas awal belajar beberapa muatan yang diikat dengan satu tern a. Tiap muatan memiliki karakteristik yang berbeda. Terna menjadi jembatan untuk mengaitkan satu muatan dengan muatan lainnya. Dalam tema siswa belajar beberapa muatan secara hiolistik dan koheren. Hasil belajar siswa dinyatakan rendah atau tinggi dengan berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal. Siswa yang mampu melampaui KKM dinyatakan sudah mampu mencapai kompetensi melebihi aspek yang direncanakan begitu pula sebaliknva. Berdasar~n hasil observasi siswa kelas Ill SON Prasung pada tema lingkungan yang terdiri dari mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, dan IPS diperoleh data berikut:
label 1.1 analisa ketuntasan belajar tema lingkungan Pembelajaran memuat tujuan pembelajaran, sekurang-kurangnya:
materi ajar, metode
pernbelajaran, media pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Semua komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi penc:apaian kompetensi siswa. Dari semua komponen RPP Komponen media dalam RPP bisa dianalogikan sebagai senjata untuk berperang. Berperang tanpa senjata yang tepat tidak akan mendapatkan kemenangan yang diharapkan.
Berdasarkan konsep niteni, niroske, dan nembeni dari Ki Hajar Dewantara maka pemilihan media harus mampu mengeksplorasi tiga ranah
Berdasarkan data tersebut nampak bahwa seluruh siswa kelas Ill tuntas dalarn muatan IPA narnun
75% siswa kelas Ill SON Prasung belum mencapai
ketuntasan pada dua kompetensi pada dua muatan dalam tema lingkungan. Dapat dikatakan
pembelajaran. Kemampuan siswa dalam mencipta diamati melalui kemampuan mereka mengombinasikan, menceritakan dan mengembangkan kompetensi dasar sesuai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dalam
RPP. lnovasi ini bisa digunakan sebagai media
bahwa 7 °.
hasil belajar siswa kelas 111 SDN
tematik yang membantu siswa belajar secara
Prasung masih di bawah KKM yang telah
ditentukan yaitu 75 untuk muatan Bahasa
Indonesia dan 74 unhJk muatan IPS.
Kemampuan berbicara dalarn Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa dapat menyampaikan gagasan dalam pikiran dan mempermudah proses komunikasi. Keterampilan berbicara mempengaruhi keterampilan sosial dan mengekspr,esikan diri. Kemampuan siswa untuk membuat denahjuga salah satu aspek sosial yang penting dikembangkan sebagai bentuk keterampilan menjelaskan letak dan posisi tempat. Siswa tidak hanya diaharapkan dapat membuat denah, dalam aspek berpikir tingkat yang lebih tinggi, siswa diharapkan marnpu memodifikasi keterampilan membuat den ah dengan menceritakan perjalanan denah.
Permasalahan utama dalam pembelajaran
tersebut meruncing pada bentuk media, maka perlu dibuat sebuah media pembelajaran yang dapat menyatukan dan mengaitkan kedua keterampilan dalam dua atau lebih muatan yang berbeda dalarn suatu kesatuan yang holistik. Media jala celana diharapkan dapat menjadi solusi untuk permasalahan tersebut. Peningkatan hasil belajar dan tercapainya kompetensi dasar berdasarkan data merupakan tujuan utama penggunaan media tersebut. Sasaran inovasi ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 111 SON Prasung dan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Peningkatan hasil belajar diamati melalui hasil tes tertulis setelah media jala celana digunakan dalam
holistik dan membantu guru untuk mengaitkan
muatan satu dengan muatan lainnya dalam satu tema. Berdasarkan karakteristik siswa kelas awal yang masuk dalarn tahap operasional konkret maka media ini dapat dimanipulasi dengan semua indera yang dimiliki siswa. Siswa juga tetap dapat belajar dengan satu media untuk tiga muatan tanpa terpisah, sehingga informasi yang dibangun tidak terpisah melainkan terpadu. Guru tidak perlu menyiapkan beberapa media untuk beberapa muatan, dengan media jala celana cukup satu media untuk mengakomodasi kebutuhan media selama pembelajaran dalam satu tema. Pengimplementasian media jala celana juga menghemat biaya, khususnya bagi sekolah dengan anggaran yang kurang memadai.
LANDASAN TEORI
Varian konsep dan teori pembelajaran bersumber dari filsafat pendidikan dan psikologi pendidikan. Teori yang banyak dikenal yaitu behaviourisme, konstruktivisme, dan kognitivisme. Dari sisi psikologi terdapat satu teori yang tidak seberapa popular dengan ketiga aliran tersebut yaitu teori disiplin mental. Teori disiplin mental kurang kuat pengaruhnya dalarn dunia pendidikan karena adanya unsur negativisme sehingga perlu didukung oleh teori lain yang berpengaruh. Mengingat karakteristik teori disiplin mental yang bersifat spekulatif maka teori yang sesuai sebagai pendukungnya adalah teori kognitivisme. Dua teori tersebut yang menjadi dasar penyusunan karya inovasi pembelajaran ini. Teori disiplin mental
dipengaruhi oleh psikologi daya, faculty psichology, dan herbartisme. Psikologi daya menyatakan bahwa sejumlah daya antara lain, berpikir, berbuat dll., dimiliki nap individu. Faculty psichology menyatakan bahwa pikiran adalah kumpulan dari kemampuan yang terpisah ditandai dengan keterampilan-keterampilan yang bebrbeda (http:/len.m.wikipedia.org. Diakses Kamis 12 .April
2018. Pada pukul~2.15) . .Aliran Herbertisme menyatakan bahwa belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya salah satunya melalui pemberian bahan yang sederhana, penting tetapi menarik dan sesering mungkin ,(Suyono dan Hariyanto,
2017:57),. Teori ini memberi gambaran bahwa siswa sebagai individu memiliki daya untuk mencari, mencoba, menemukan, dan mengembangkan dirinya sendiri secara alamiah ditunjukkan dengan keterampilan-keterampilan yang disesuaikan dengan daya.
Prinsip utama teori disiplin mental
menyatakan bahwa ada beberapa kemampuan dalam satu pikiran. Media jala celana dibuat untuk mengakomodasi dua kemampuan yaitu bercerita dan membuat denah. Untuk kemampuan berbicara media [ala celana membantu siswa mengaktifkan daya melalui kegiatan mencari gambar yang sesuai dengan cerita, mencoba mengaitkan gambar menjadi kalimat untuk bercerita, sampai pada taraf mengembangkan cerita dala m suatu rangkaian tema berdasarkan impresi indera secara berulang-ulang sehingga keterampilan berbicara dalam muatan bahasa Indonesia dikembangkan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya. Media jala celana sederhana dan menarik sesuai teori displin ilmu dengan adanya penyajian gambar dan bentuk eksplorasi anak secara langsung dengan media tidak memerlukan prosedur pengoperasian yang rumit.
Melengkapi teori disiplin mental, yaitu teori kognitivisme dengan unsur utamanya membangun skema. Kalau pada teori disiplin mental siswa memiliki dua kemampuan dalam satu proses pada teori kognitivisme, kemampuan yang telah diperoleh dapat ditambah dan dikembangkan sehingga dalam proses belajar siswa aktif mengembangkan skema. Siswa mengingat perjalanan dari rumah ke sekolah sehingga bisa membuat denah perjalanan berdasarkan apa yang telah dilihatnya selama melakukan perjalanan. Siswa juga mengalami proses bercerita dari pengalaman mereka saat melakukan perjalanan dari rumah ke sekolah. Prinsip utama kognitivisme terpenuhi dengan memanfaatkan pengetahuan sebelumnya untuk kemudian mengembangkan pengetahuan baru. Ketika siswa membuat denah dengan media [ala celana ada sejumlah ingatan berdasarkan pengalaman perjalanannya dari rumah menuju sekolah yang dipanggil kembali untuk menyusun denah dengan demikian skema tiap anak berkembang dan berbeda-beda/variatif.
Karya inovasi ini merupakan gabungan dari
dua ide penggunaan media yaitu penggunaan media ffanelgrafdan media TV Dongeng. Pertama, Flanelgraf adalah media yang berupa potongan gambar-gambar yang bagian sisi belakangnya dilapisi ampelas agar da.pat ditempel di papan yang dilapisi kain flanel. Penggunaan flanelgraf dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia (Mustika Mufidaniati dan Ulhaq Zuhdi. 2013:1 ). Flanelgraf merupakan salah satu media yang me hi prinsip VISUALS dalam pembuatan media yaitu Visible (mudah dilihat), Interesting (menarik), Simple (sederhana), Usefufl (bermanfaat), Accurate (benar), Legitimate (masuk akal), dan Structured (tersusun dengan balk) (Tejo Nurseto, 2011 :19).
Kedua, TV Dongeng adalah media mendongeng berbentuk TV yang dibuat dari
kardus. Media ini digunakan untuk bercerita dengan bantuan gambar dan diiringi musik. Siswa bisa diajak berinteraksi saat guru mendongeng menggunakan media TV dongeng. Penggunaan media TV Dongeng membuat kegiatan belajar berlangsung kondusif, aktivitas belajar menjadi lebih positif dan berdampak pada ketuntasan belajara siswa (Winarsih, 2018: 5).
KARYAINOVASIPEMBELAJARAN
SON Prasung terletak di JL. Mbah Soleh, Oesa Prasung, Kecamatan Buduran Sidoarjo. Oesa Prasung identik dengan hasil pertanian tambak ikan air payau. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani tambak atau buruh tambak. Siswa SON Prasung sangat akrab dengan aktivitas dan peralatan petani/buruh tambak bahkan sebagian besar orang tua mereka bekerja sebagai petani/buruh tambak. Berdasarkan data tersebut maka media ini dibuat dengan menyesuaikan kondisi lingkungan yang dijumpai siswa setiap hari. Salah satu alat yang paling sering dijumpai digunakan oleh petani atau buruh tambak adalah jala ikan.
Jala ikan terbuat dari benang tambang berbahan nilon dan memiliki beragam ukuran lubang. Ukuran lubang ini disesuaikan dengan hasil tambak yang ingin diambil. Semakin besar ukuran lubang jala semakin besar jenis ikan yang ditangkap karena ikan yang kecil bisa dilepas. Jala ikan yang beberapa kali dipakai akan aus dan robek, robek tidak bisa dipakai lagi. Jala yang robek tersebut sering terlihat dibuang atau dibakar oleh para petani/buruh tambak. Jala yang tidak terpakai itu yang menjadi ide dasar pembuatan media jala celana.
Media jala celana dekat dengan kehidupan siswa yang tinggal di lingkungan tambak. Mereka terbiasa dengan penggunaannya dan bisa menemukannya di hampir setiap sudut Oesa
Prasung. Kedekatan lingkungan dengan pembelajaran memenuhi salah satu unsur pembelajaran kontekstual yaitu pemanfaatan sumber belajar yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Media ini juga memanfaatkan barang bekas, karena dibuat dari jala yang tidak terpakai lagi. Pemanfaatan jala bekas ini dapat mengurangi sampah anorganik, dengan mendaur ulang jala menjadi alat baru yang bermanfaat bagi pembelajaran. Oengan memanfaatkan jala bekas komponen utama pembuatan media tidak membutuhkan biaya yang tinggi namun tetap berdaya guna tinggi.
Menurut J.J. Rousseau dalam Suyono dan Hariyanto (2017:57) , salah satu pendukung teori disiplin mental, setiap anak memiliki kekuatan mengembangkan dan menemukan. Media jala celana dapat mengakomodasi pemngembangan kemampuan tersebut karena proses penggunaannya yang menggunakan seluruh indera dan aktivitas siswa. Penggunaan seluruh indera yang disebut sebagai bentuk impresi indra juga merupakan komponen penting menurut aliran herbartisme.
Media jala celana terdiri dari, jala, gambar, penjepit, dan spidol boardmarker sebagai pelengkap. Jala digunakan sebagai "papan" untuk menjepitkan gambar. Gambar yang disediakan berupa gambar bangunan atau lokasi yang sudah dilaminating. Setiap gambar dibuat dengan perkiraan ukuran sekitar 10 cmx 10 cm. Pada bagian gambar disediakan kotak kosong untuk menuliskan nama tempaUlokasi. Siswa dapat membuat denah dengan memilih gambar dan menuliskan sendiri nama lokasi pada gambar. Ketika memilih, menulis nama lokasi, dan membuat denah dengan merangkai gambar siswa memenuhi unsur belajar dengan seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya.
Selain jala, media jala celana juga menggunakan gambar-gambar kecil yang bisa dipasang dan dilepas pada jala menggunakan penjepit. Gambar diambil dari internet, buku, majalah atau sumber lain kemudian dipotong dan dilaminating. Gambar yang dipilih adalah gambar- gambar yang mendukung cerita dan penyusunan denah,. Pada gambar disediakan ruang untuk menulis nama bangunan atau nama tempat sesuai pengalaman di lingkungan siswa. Tulisan pada gambar yang dilaminating dapat dihapus karena ditulis dengan spidol boardmarker dan gambar dapat digunakan lagi oleh siswa lainnya. Karena adanya aktivitas belajar dengan bercerita sambil membuat denah maka dibuatlah akronim "celana" dari frase bercerita pengalaman dengan denah.
Gambar-gambar pada media jala celana dibuat tanpa pemberian nama atau identitas lainnya untuk memberi kesempatan kepada siswa belajar sesuai pengalamannya. Penamaan bergantung pada tiap pengalaman siswa yang berbeda-beda. Siswa juga bisa menambahkan ide-ide yang ingin dituliskan dalam gambar. Lingkungan rumah dan sekolah menjadi sumber belajar yang dapat mereka jelajahi seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya. Prinsip belajar tersebut sesuai dengan teori disiplin mental dari aliran herbertisme yang telah dijelaskan pada bab sebelum ini.
lmpresi indera terjadi saat siswa bercerita
sambil membuat denah. Siswa menggabungkan impresi indera yang telah lalu dan memberikan tanggapan saat menceritakan pengalamannya. Bayangan dari pengalaman yang ditangkap oleh indera dan dialami bisa dikembangkan menjadi cerita. Cerita bisa terus berkembang ketika guru dan siswa lain bisa saling berinteraksi. Dengan demikian ketika kegiatan berlangsung tidak hanya
berinteraksi,menambah pengalaman, dan mengaktualkan potensi-potensi yang dimiliki.
Penemuan media jala celana dapat dijelaskan secara sistematis sebagai berikut:
• Masalah: Rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia dan IPS
•. .
•Membuat rancangan
•Menyiapkan alat dan
PELAKSANAAN
• Pembuatan media
• Uji coba media
•Penggunaan dalam kegiatan belajar
• Tindak lanjut
Gambar 3.1. Bagan alir proses pembuatan karya inovasi
Berdasarkan kompetensi dasar yang ditulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terlampir), tujuan belajar yang ingin dicapai dengan penggunaan media ini adalah siswa dapat memodifikasi denah dan mengembangkan cerita pengalaman. Kata kerja operasional, memodifikasi dan mengembangkan, merupakan kata kerja yang digunakan pada tingkat kemampuan kognitif C6 (create) berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson. Langkah-langkah penggunaan media jala celana adalah sebagai berikut:
1. Bentangkan jala
2. Siapkan meja di bawah bentangan jala
3. Siapkan potongan gambar dan spidol di atas meja
4. Sampaikan petunjuk penggunaan media, yaitu:
a. Perhatikan potongan gambar di meja b. Pilih gambar yang sesuai dengan
lingkungan perjalanan dari rumah ke
sekolah
satu siswa yang
mengembangkan
c. Jika gambar yang diinginkan tidak ada,
kemampuannya,
siswa
lain ikut
ambil potongan lembar kosong dan tuliskan
nama lingkungan yang diinginkan menggunakan spidol
d. Rangkai gambar pada jala menjadi denah dengan menjepitkan gambar sesuai urutan perjalanan dari rumah ke sekolah
e. Ceritakan pengalaman berdasarkan denah
perjalanan dari rumah ke sekolah yang telah dibuat
f. Tambahkan gambar-gambar lain yang bisa
mendukung cerita
5. Minta siswa satu persatu maju menggunakan media
Pada saat menggunakan media terdapat aktivitas mengambil potongan lembar kosong dan menambahkan gambar. Mengambil potongan lembar kosong danmenuliskan lingkungan yang diinginkan memberi kesempatan kepada siswa untuk memodifikasi denah yang diinginkan berdasarkan pengalamannya. Siswa juga bisa menambahkan gambar lain yang disediakan untuk mendukung ceritanya, hal tersebut memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan cerita dari pengalamannya. Dengan demikian saat penggunaan media terjadi proses memodifikasi dan mengembangkan sesuai tujuan belajar.
Pembelajaran siswa kelas Ill SON Prasung dilakukan tematik dengan tiga muatan dalam satu hari. Muatan yang dimaksud yaitu, IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia. Ketiga muatan tersebut masuk dalam satu tema yaitu tema lingkungan. Media jala celana memang dirancang untuk digunakan dalam pembelajaran tematik namun penilaian dikhusukan pada muatan IPS dan Bahasa Indonesia. Keberhasilan penggunaan media jala celana diperoleh berdasarkan data hasil belajar siswa pada muatan IPS dan Bahasa Indonesia. Data hasil belajar siswa setelah menggunakan media jala celana adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Rekapitulasi hasil belajar siswa setelah
menggunakan media jala celana
Tabel dan hasil tersebut rnenunjukkan hasil belajar siswa melampaui nilai KKM yang telah ditetapkan. Seluruh siswa memperoleh ketuntasan belajar dalam tema lingkungan untuk muatan IPS dan Bahasa Indonesia.
Data hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar semua siswa kelas 111
SON Prasung pada muatan IPS dan Bahasa Indonesia. Dengan penggunaan media jala celana peningkatan hasil belajar dapat dilakukan secara bersamaan meskipun dengan dua muatan yang berbeda. Perbandingan hasil belajar sebelum dan
sudah menggunakan media jala celana nampak pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Perbandingan Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Penggunaan Media Jala
Celana
Berdasarkan KKM peningkatan hasil belajar siswa
dapat digambarkan dalam grafik berikut:
HASIL BELAJAR IPS
90
80
70
60
so
40
30
20
10
0
...,._Tanpa Media Jala Celana IPS
-e-Dengan Media Jala Celana IPS
Grafik 3.1. Perbandingan hasil belajar IPS tanpa media dan dengan media
HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
~Tanpa Media Iala Celana B. Indonesia
Dengan Media Jala Celana B. Indonesia
Grafik 3.2. Perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia tanpa media dan dengan media
Grafik menunjukkan perbedaan hasil belajar IPS dan Bahasa Indonesia nampak
sekaliantara sebelum menggunakan media dan sesudah menggunakan media. Kenaikan hasil belajar sangat signifikan bagi siswa-siswa yang nilainya di bawah KKM. Perubahan persentase ketuntasan yang awalnya hanya 25% menjadi
100%, dengan demikian rentang kenaikan mencapai 75%. Media jala celana didiseminasikan kepada rekan guru SON Prasung dalam kegiatan KKG mini. Rekan guru mencoba sendiri penggunaan media jala celana sebelum mempraktikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Beberapa masukan diberikan seperti penggunaan media jala celana untuk materi yang lain, perubahan ukuran gambar, dan tampilan gambar. Materi lain yang bisa dimasukkan dalam penggunaan media jala celana seperti, menyusun langkah-langkah membuat sesuatu, langkah- langkah menelepon, menceritakan gambar berseri, menceritakan peran anggota keluarga, dll. Penggunaan media jala celana bisa dilakukan secara berkelompok maupun individu dengan memperhatikan materi dan tujuan belajar yang ingin dicapai.
PENUTUP
Tahap berpikir tingkat tinggi menurut taksosnorni Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Karthwol adalah mencipta (create). Kata kerja operasional yang dapat mengukur kemampuan mendpta antara lain mengombinasikan dan mengembangkan. Ketika siswa menggunakan media jala oelana, siswa dapat mengombinasikan gambar menjadi denah dan mengembangkan cerita dengan susunan gambar denah yang yang telah dibuat. Kombinasi gambar menunjukkan siswa memiliki kemampuan untuk menciptakan denah dan banyaknya kalimat saat bercerita menunjukkan siswa termotivasi untuk berpikir kritis dengan menyusun kalimat dan mengembangkan sebanyak-bbanyaknya. Dengan demikian media
jala oelana dapat mendorong tingkat berpikir siswa sampai pada kellmpuan mencipta dalam.
Alat tes yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa berupa tes tertulis dan lisan. Tes tertulis untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar muatan I PS dan tes lisan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar muatan Bahasa Indonesia. Perolehan data hasil belajar siswa untuk muatan IPS berdasarkan penyekoran hasil tes, sedangkan muatan Bahasa Indonesia berdasarkan rubrik. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan sebanyak 75% setelah menggunakan media jala celana dan 100% siswa tuntas mencapai kompetensi dasar yang direncanakan. Media jala celana menjadi perantara yang efoktif dan efisien untuk pencapaian kompetensi. Efisien dalam waktu karena satu media dapat digunakan untuk beberapa muatan dan efisien dalam biaya karena media dibuat dari bahan daur ulang. Media jala celana tidak hanya sekedar menanamkan konsep
dengan ranah berpikir pada tingkat C1-C3 tapi
sampai pada C6. Guru bisa mengembangkan media dengan memperhatikan tahapan kognitif yang mengacu pada taksonomi Bloom untuk melatih siswa berpikir ilmiah.
Media hanya efektif jika digunakan secara individu bukan berkelompok. Jika jumlah siswa tidak lebih dari 20 anak dalam satu rombel maka waktu yang diperlukan dalam satu kali pertemuan mencukupi dan nap anak dapat menggunakan media secara bergantian. Jika lebih dari 20 anak dalam satu rombel maka penggunaan media membutuhkan waktu lebih dari satu kali pertemuan. Kielemahan tersebut dapat diatasi dengan solusi sebagai berikut:
1. Membentuk siswa secara berkelompok dan memilih satu pengalaman diantara siswa dalam satu kelompok.
2. Menerapkan strategi literasi dalam proses yaitu pada langkah mengubah moda.
DAFT A.R PUST AKA
http://en.m.wikip,edia.org. Diakses Kamis 12 .April ID 2018. Pad a pu kul 02.15 http:/leprints.uny.ac.id/3793/1 /04Artikel GP Umi
Faizah Edit.pdf. Diakses Sabtu, 14 .April
2018. Pada pukul 08.30 http://rpprevisi.fatih.co.id/2016/10/kompon en-rpp-
permen dikbud-no-22-tahu n-2016 .html
diakses Rabu, 11 April 2018. Pada pukul
10.00
http://www.e-
jou ma I .stkipsiliwa ngi .ac. id/index.php/infinity/
article/view/27. Dia kses Sabtu, 14 .April
2018. Pada pukul 08.30
Mufidaniati, Mustika dan Zuhdi, Ulhaq, 2013.
Penggunaan Media Flanelgraf untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal PGSD Volume
01 Nomor 02, 0-2116. ejournal.unesa.ac.id.
Diakses Sabtu1 14 April 2018 Pukul 17.00
IJ
Nurseto, Tejo, 2011. Membuat Media
Pembelajaran yang Menarik. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan Volume 08
Nomor 01, .April https://journal.uny.ac.id/index.php/jep/articl e/view/706. Diakses Sabtu, 14 April 2018. Pukul 08.30
Suyono dan Hariyanto, 2017. .Be/ajar dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Winarsih, 2018. Best Practice Media TV Dongeng
Memicu Prestasi .Bersastra Siswa Ke/as VI SD Negeri Wedi Gedangan Sidoatjo, Perpustakaan SDN Wedi
0 Response to "MEDIA JALA "CELANA" MENINGKATAKAN KEMAMPUAN MEMBUAT CERITA DAN DENAH"
Post a Comment